Senin, 30 Juli 2012

STRUKTUR GEDUNG PARKIR

PENGANTAR PEMODELAN STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN SAP 2000

Sebuah gedung parkir sebagai bagian dari komplek perniagaan akan dibangun di kota Bandung. Komponen struktur direncanakan menggunakan material beton bertulang dengan spesifikasi sebagai berikut.
Beton
Kuat desak beton, fc’ = 25 Mpa atau K-300
Modulus elastisitas beton, Ec = 4700 √fc’ = 23500 Mpa
Poisson ratio beton, νc = 0,2
Berat jenis beton, λc = 2400 kg/m3
Baja Tulangan
Tulangan longitudinal, BJTD 40 (ulir) fy = 400 Mpa
Tulangan transversal/sengkang, BJTP 24 (polos) fys = 240 Mpa
Poisson ratio baja, νs = 0,3
Berat jenis baja, λs = 7850 kg/m3
Tabel 1.1. Tebal Minimum Balok Non Prategang Bila Lendutan Tidak Dihitung SNI 2487-2002
Pada pelatihan ini digunakan jenis beton normal dan jenis tulangan BJTD 40. Berdasarkan tabel diatas didapatkan tebal minimum untuk balok dengan satu ujung menerus h = l/18,5 = 8000 mm/18,5 = 432,43 mm dan untuk balok dengan dua ujung menerus h = l/21 = 8000 mm/21 = 380,95 mm. Tinggi balok induk harus diambil lebih besar dari kedua nilai tersebut yaitu h = 650 mm. Lebar balok induk ditentukan sebesar b = 350 mm. Dimesi balok induk B1-350x650
Dimensi balok anak ditentukan dengan tinggi h = 550 mm dan lebar b = 250 mm B2-250x550.
Sebagai pengikat struktur diatas tanah digunakan sloof SL1-300x600 dan SL2-250x550. Sloof ini diharapkan dapat menahan beban dinding diatasnya serta meningkatkan kekuatan serta kekakuan lentur pondasi. Elevasi sloof diasumsikan 0.5 m diatas level penjepitan lateral.
Tebal pelat lantai diasumsikan 150 mm PL-150 dan tebal pelat atap/dak diasumsikan 120 mm PL-120.
Tabel 1.2. Preliminary Design Dimensi Kolom
_________________________________________________________________________
Jenis Kolom       Pu            fc'            A = P/(0.3*fc')     a perlu = √A       a pakai        Dimensi
Dimensi             kN        N/mm2             mm2                   mm                   mm           Kolom
--------------------------------------------------------------------------------------------------
K1                  2135      25                 284731                  534                 550       K1-550x550
K2                  1281      25                 170739                  413                 500       K2-500x500
K3                   498       25                   66380                  258                 450       K3-450x450
_________________________________________________________________________
Indonesia ditetapkan terbagi dalam 6 wilayah gempa dimana wilayah gempa 1 adalah wilayah dengan kegempaan paling rendah dan wilayah gempa 6 dengan kegempaan paling tinggi. Pembagian wilayah ini didasarkan atas percepatan puncak batuan dasar akibat pengaruh Gempa Rencana dengan perioda ulang 500 tahun. Kota Bandung termasuk dalam wilayah gempa 4.
Gambar 1.1. Peta Gempa Indonesia Untuk Wilayah Bandung dan Sekitarnya SNI 1726 - 2002
Percepatan puncak muka tanah untuk wilayah gempa 4 untuk masing-masing jenis tanah ditunjukkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 1.3. Percepatan Puncak Muka Tanah Wilayah Gempa 4 SNI 1726 - 2002
Respon spektrum gempa rencana untuk wilayah gempa 4 ditetapkan menurut peraturan kegempaaan SNI 1726 -2002 sebagai berikut,
Gambar 1.2. Respon Spektrum Gempa Rencana Untuk Wilayah Gempa 4 SNI 1726-2002
Respon spektrum merupakan grafik respon maksimum (perpindahan, kecepatan, percepatan maksimum ataupun besaran yang diinginkan) dari fungsi beban tertentu untuk semua kemungkinan sistem berderajat kebebasan tunggal (Mario Paz, 1985). Untuk menentukan respon dari suatu grafik respon spektrum untuk suatu pengaruh tertentu, kita hanya perlu untuk mengetahui frekuensi atau periode natural dari sistem tersebut. Gambar 1.2 merupakan grafik respon spektrum percepatan C (sebagai ordinat) terhadap periode struktur T (sebagai absis) untuk wilayah gempa 4 Indonesia. C merupakan pseudo acceleration (Sa) yang telah dinormalisasi terhadap satuan gravitasi ( C = Sa/g).
Pada pelatihan SAP 2000 ini, diasumsikan gedung berada diatas kondisi tanah sedang. Untuk penjelasan lebih lanjut mengenai persyaratan spesifikasi kategori jenis tanah ini dapat dilihat dalam peraturan.
Tingkat kepentingan suatu struktur terhadap bahaya gempa dapat berbeda-beda tergantung pada fungsinya. Oleh karena itu, semakin penting struktur tersebut maka semakin besar perlindungan yang harus diberikan. Faktor Keutamaan (I) dipakai untuk memperbesar beban gempa rencana agar struktur mampu memikul beban gempa dengan periode lebih panjang atau dengan kata lain dengan tingkat kerusakan yang lebih kecil.
Tabel 1.4. Faktor Keutamaan I Untuk Berbagai Kategori Gedung SNI 1726 - 2002
Dari tabel diatas, untuk jenis bangunan parkir digolongkan dalam gedung umum yang memiliki faktor keutamaan I = 1,0.
Dalam prosedur SNI 1726-2002, struktur bangunan tahan gempa pada prinsipnya direncanakan terhadap beban gempa yang direduksi dengan suatu faktor modifikasi struktur (faktor R) yang merepresentasikan tingkat daktilitas yang dimiliki oleh struktur. Hal ini dimaklumi karena untuk merencanakan bangunan yang tahan terhadap beban gempa elastis merupakan suatu yang mahal. Detailing tulangan yang menjamin daktilitas struktur beton bertulang diatur dalam SNI 2847-2002 Pasal 23.
Faktor modifikasi struktur atau bisa dikatakan juga sebagai faktor reduksi gempa (R) untuk Struktur Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM) maksimum adalah 5,5. Pada pelatihan SAP 2000 ini digunakan juga R = 5,5.
Beban pada struktur gedung dapat berupa beban hidup (LL = LIVE LOAD), beban mati sendiri (SW = SELF WEIGHT), beban mati tambahan (SIDL = SUPER IMPOSED DEAD LOAD), beban angin (W L = WIND LOAD), beban gempa (E = EARTHQUAKE) dan beban-beban lainnya yang semuanya diatur dalam Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) - 1983.
Beban-beban yang digunakan pada desain gedung parkir yaitu :
Beban Mati (DL)
Beban mati sendiri (SW) dihitung secara otomatis oleh program SAP 2000
Beban mati tambahan (SIDL) terdiri dari ME, keramik, spesi semen, dll :
a. lantai 1 dan lantai 2, SIDL = 175 kg/m2
b. lantai dak atap, SIDL = 150 kg/m2
Beban dinding beton = (2400 kg/m3 x tebal dinding m x tinggi dinding m) kg/m. Beban dinding dipisahkan karena pemodelan struktur bersifat open frame sehingga dinding dianggap sebagai beban garis pada balok.
Beban hidup (LL)
a. lantai 1 dan lantai 2, LL = 400 kg/m2
b. lantai dak atap, LL = 100 kg/m2
Beban Angin (WL)
Beban angin tiup minimum WL = 25 kg/m2. Beban gempa untuk sebagian tempat di Indonesia dan bangunan yang relatif rendah tidaklah signifikan jika dibandingkan dengan beban gempa. Sebagai pembelajaran, pada pelatihan SAP 2000 ini beban angin tetap digunakan. Koefisien tiup angin 0,9 dan koefisien hisap angin 0,4 (Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat dalam peraturan pembebanan).
Beban Gempa (E)
Secara lebih detail, pembebanan gempa pada struktur diatur dalam SNI 1926-2002. Gaya gempa merupakan gaya inersia pada struktur yang bergantung pada massa struktur dan percepatan tanah yang bekerja pada struktur (Ingat Hukum Newton II, F = m.a ). Dalam Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983 diatur mengenai reduksi beban hidup yang digunakan sebagai sumber massa gempa sebagai berikut :
Tabel 1.5. Faktor Reduksi Beban Hidup Untuk Peninjauan Gempa
Peraturan diatas dapat dipahami bahwa untuk kondisi terjadinya gempa maka beban hidup (LL, misalnya manusia) akan berkurang daripada saat gedung dalam kondisi layan.

Gambar 1.3. Denah Struktur Sloof Elevasi + 0,5 m

Gambar 1.4. Denah Struktur Lantai 1 Elv + 4,5 m

Gambar 1.5. Denah Struktur Lantai 2 Elv + 8,0 m

Gambar 1.6. Denah Struktur Atap Elv + 11,5 m

Gambar 1.7. Denah Struktur Tampak Y-Z

PENYELESAIAN (BERSAMBUNG) KE PART-2

Sabtu, 05 November 2011

TINJAUAN ASPEK EKONOMIS PROYEK

TINJAUAN ASPEK EKONOMIS PROYEK

Oleh : Eko Budi Utomo


1. UMUM
Analisis ekonomi dalam pekerjaan dimasudkan untuk mengetahui tingkat kelayakan proyek dari aspek ekonomis, adapun metode yang digunakan untuk mengevaluasi proyek terhadap aspek ekonomis pekerjaan ini adalah kriteria invertasi
Parameter yang digunakan untuk mengukur kriteria tersebut antara lain adalah
  1. Rasio manfaat biaya ( BCR= Benefit Cost Ratio).
BCR adalah perbandingan antara nilai ekivalen dari benefit (manfaat) dengan nilai ekivalen dari cost (biaya) pada suatu titik waktu yang sama, misalnya present worth (sekarang), future worth (yang akan datang) taupun annual worth (tahunan).
  1. Nilai netto sekarang (NPV= net present value).
NPV adalah jumlah dari keseluruhan manfaat (benefit) dikuarangi dengan keseluruhan biaya (cost) pada suatu titik waktu yang sama, misalkan harga sekarang, harga yang akan datang ataupun harga yang akan datang ataupun harga tahunan.
    1. NPV positif atau ≥ 0, maka proyek layak untuk dilaksanakan
    2. NPV negative atau < 0, maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan.
  1. tingkat pengembalian internal (IRR atau EIRR = Economic Internal Rate Of Return).
IRR adalah merupakan nilai suku bunga yang diperoleh jika BCR bernilai sama dengan 1, atau nilai suku bunga yang diperoleh jika NPV bernilai sama dengan 0 (nol). IRR dihitung atas dasar pendapatan per tahun bersih dan total investasi yang diperlukan.
Nilai IRR ini sangat penting diketahui untuk melihat sejauh mana kemampuan proyek ini dapat dibiayai dengan melihat nilai suku bunga pinjaman yang berlaku.
  1. IRR ≥ suku bunga yang ditetapkan (maka proyek layak untuk dilaksanakan)
  2. IRR < suku bunga yang ditetapkan (maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan)

2. BIAYA PROYEK
Komposisi dari suatu biaya proyek dapat dipisahkan menjadi tiga bagian (kuiper, 1969) sebagai berikut :
  1. Biaya modal (investasi)
  2. Biaya tahunan (Annual cost)
  3. Biaya kontraktor

a. Biaya Modal (Investasi)
Biaya modal (Investasi) suatu proyek dapat ditafsirkan sebagai sejumlah pengeluaran yang dibutuhkan untuk penyelesaian/pelaksanaan proyek. Pengeluaran (komponen cost) dari biaya modal (investasi) terdiri dari:
  1. Biaya langsung terdiri dari biaya pekerjaan persiapan dan pekerjaan sipil (konstruksi dan tanah).
    • Pekerjaan persiapan
Biaya pekerjaan persiapan adalah perkiraan biaya untuk kebutuhan pembutan jalan sementara, kantor lapangan, base camp, gudang material, bengkel, barak tempat tinggal,laboratorium, alat telekomunikasi, system air bersih, penerangn dan lain-lain.
Besarnya biaya pekerjaan persiapan diusahakan semininal mungkin dan harus lebih kecil dari 5% biaya pekerjaan sipil.
    • Pekerjaan sipil
Biaya pekerjaan sipil adalah biaya untuk untuk kebutuhan pekerjaan konstruksi dan tanah, yang besarnya sama dengan valume pekerjaan dikalihkan dengan harga satuan. Harga satuan tersebut sudah memasukan biaya kompensasi kepada pelaksana pekerjaan (berupa resiko dan overhead kontraktor).

  1. Biaya tidak langsung yaitu sejumlah pengeluran yang merupakan porsi substansial dari biaya langsung dan terdiri dari biaya administrasi, jasa konsultasi dan biaya tak terduga.
      • Biaya administrasi, adalah sejumlah biaya yang diperuntukan guna menunjang manajemen proyek. Besarnya diperkirakan 2,5% dari biaya sipil dan biaya persiapan.
      • Biaya jasa konsultasi, adalah adalah biaya pengeluaran yang berhubungan dengan kegiatan engineering, misalnya survai pendaluan, studi awal, detail desain (perencanaan rinci) dan supervisi konstruksi. Besarnya diperkirakan 10% dari jumlah biaya sipil dan biaya persiapan.
      • Biaya tak terduga (contingencies) adalah sejumlah biaya yang diperuntukan guna menyesuaikan perencanaan rinci dengan lapangan pada saat pekerjaan konstruksi berlangsung dengan batasan biaya maksimum 10% dari jumlah biaya pekerjaan sipil dan biaya persiapan.

  1. Biaya pembebasan tanah
Dalam perhitungan pekerjaan biaya pembebasan tanah harus termasuk ganti rugi tanaman, tempat tinggal (bila ada) dan untuk hal-hal khusus mencarikan alternatif lokasi pemindahan penduduk (apabila ada).
Harga satuan untuk pembebasan tanah harus berpedoman pada ketentuan pemerintah daerah setempat atau panitia pembebasan tanah setempat.

b. Biaya Tahunan (Annual cost)
Biaya tahunan (Annual cost) suatu proyek dapat ditafsirkan sebagi pengeluaran yang dibutuhkan dalam satu tahun.
Adapun Komponen Cost untuk biaya tahunan terdiri dari :
  1. Bunga pinjaman (Interest)
  2. Cicilan Pinjaman (Amortisasi)
  3. Penyusutan (Deprisiasi)
  4. Biaya O & M (Operasional dan Monitoring)
  5. Asuransi, pajak dll.
Didalam “analisis ekonomi” ini perhitungan biaya tahunan hanya didasarkan pada biaya O & M saja mengingat bahwa pekerjaan ini dibiayai dengan rupiah murni.

c. Biaya Kontraktor
Yang dimaksud dengan biaya kontraktor disini adalah biaya kompensasi kepada pelaksana pekerjaan berupa resiko dan overhead kontraktor.
Didalam “analisis ekonomi” ini biaya kontraktor dimasukan/digabungkan ke biaya konstruksi yaitu dengan cara menaikan atau meninggikan harga satuan pekerjaan (HSP).

2. MANFAAT PROYEK
Manfaat (benefit) adalah kenaikan produksi dengan adanya proyek dikurangi produksi tampa proyek.
Adapun contoh komponen untuk dasar perhitungan manfaat (benefit) pada pekerjaan Waduk adalah:
  1. Pola tanam (cropping pattern)
  2. Intensitas tanah (cropping intensity)
  3. Tingkat produksi (yield) setiap jenis tanaman
  4. Besarnya input sarana produksi: pupuk, tenaga, insektisida dll
  5. Harga jual air baku
  6. Basarnya debit air baku dalam 1 tahun (m3)
  7. Tingkat produksi (yield) untuk pembesaran ikan
  8. Besarnya imput sarana produksi: bibit, pakan, tenaga, dll
  9. Harga jual ikan per kg
Komponen-komponen untuk dasar perhitungan manfaat disesuaikan dengan tujuan/manfaat proyek yang akan dibangun, dapat juga berupa proyek-proyek lainya contohnya gedung, pipanisasi, jalan,bandara dan pelabuhan, tambang, geologi dan geodesi dll.
Komponen-komponen tersebut diatas dihitung untuk 2 keadaan:
  1. Keadaan 1: yaitu keadaan saat ini (sekarang) tampa proyek
  2. Keadaan 2: yaitu keadaan saat ini (sekarang) dengan proyek

3. UMUR EKONOMIS (UMUR PELAYANAN PROYEK)
Untuk keperluan evaluasi proyek perlu ditetapkan umur pelayan proyek dimana manfaat akan timbul dan biaya harus dikeluarkan.
Umur pelayanan proyek ada dua macam:
  1. Umur pelayanan ekonomi, adalah suatu periode dimana aset tetap mampu menghasilkan service yang efisien secara ekonomi kepada pemiliknya. Periode umur pelayanan ekonomi yang paling baik selama 30 tahun. Biasanya evaluasi melebihi 30 tahun menjadi tidak berarti karena nilai manfaat dan biaya dibelakang hari menjadi kecil
  2. Umur pelayanan fisik atau teknik, adalah suatu periode dimana asset tetap dapat terus berfungsi meskipun diperoleh produk yang telah usang, boros dalam pengoprasian, dan pemeliharaan dengan biaya tinggi.
Untuk evaluasi proyek atau analisis ekonomi umur pelayanan proyek, yang digunakan adalah umur pelayanan ekonomi , yaitu selama 30 tahun.

*) Umur dapat ditentukan sesuai kekuatan dan fungsi optimal masing-masing bangunan
4. NILAI SEKARANG DAN TINGKAT SUKU BUNGA
4.1. Nilai Sekarang
Nilai ekonomi proyek umumnya bertahun-tahun, dimana manfaat dan biaya yang akan datang berbeda-beda, untuk itu diperlukan waktu tertentu dan semua nilai manfaat dan biaya masa yang akan datang disikonversikan ke waktu tersebut (bisanya sekarang) agar dapat diperbandingkan, nilai manfaat dan biaya pada waktu tersebut.
Disebut nilai sekarang (Present value).
Pendekatan perhitungan nilai sekarang menggunakan rumus :

Pv =1/(1+n)n

Dimana :
-Pv : present value / nilai sekarang
-r : tingkat suku bunga 
-n : interval waktu antara sekarang dengan tahun dimana biaya dikeluarkan atau timbul manfaat

4.2. Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga sangat penting sekali untuk menghitung present value / nilai sekarang. Tingkat suku bunga juga mengidentifikasikan cut off rate dimana usulan investasi diterima atau ditolak.
Tingkat suku bunga unutuk analisis financial adalah cost of money yang berlaku dipasar. Ini sama dengan tingkat suku bunga untuk pinjaman. Tingkat suku bunga untuk analisis Ekonomi adalah tingkat suku bunga bayangan, dan dibawah system harga yang efisien, ini menggambarkan opportunity cost dari kapital/modal. Opportunity cost dari modal adalah tingkat pengembalian ekonomi yang akan ditimbul oleh alternative rencana investasi yang terbaik.

Secara teori opportunity cost dari modal merupakan indikator terbaik untuk penilaian kelayakan ekonomi proyek.
Namun kenyataanya mengidentifikasikan alternative terbaik untuk seluruh Negara adalah sulit, sehingga opportunity cost dari modal didekati sama dengan suku bunga akuanting (Accounting Rate of Intrertest / ARI), yaitu suatu tingkat suku bunga dimana nilai investasi melebihi batas waktu, atau tingkat pengembalian tingkat ekonomi marjinal untuk modal terpengaruh.
Umumnya tingkat suku bunga yang digunakan Analisis Ekonomi dalam usulan proyek yang ditentukan Lembaga Keuangan Internasional berkisar antara 8% sampai dengan 12%.

5. FAKTOR KONVERSI (CF)
Perbandingan antara harga ekonomi dan harga finansial disebut factor konversi. Biayasanya harga ekonomi lebih kecil harga finansial, maka factor akan <1.
Karena harga ekonomi ditinjau pada perekonomian nasional, maka faktor ini akan sama dengan harga pembatasan (border price) dibanding dengan harga pasar (market price)
Pada tabel di bawah ini menunjukan nilai faktor konversi dari biaya financial ke biaya ekonomi.

FAKTOR KONVERSI
Contoh pekerjaan bendungan/waduk

No.
URAIAN
FAKTOR KONVERSI
Dari biaya financial ke biaya ekonomi

1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.
9.


1.
2.



1.
2.

3.
4.
5.
6.
7.
Konstruksi
Persiapan
Pekerjaan tanah
Pekerjaan konstruksi bendung dll.
Jaringan irigasi (bangunan dan saluran)
Lain-lain
Pembebasan tanah
Administrasi
Jasa konsultasi
Biaya tak terduka

Operasi dan pemeliharaan
Bangunan utama (bendung dll.)
Jaringan irigasi (bangunan dan saluran)

Usaha tani
Banih/bibit
Pupuk an- organic (Urea, TSP, KCl, ZA)
Pupuk organik (pupuk kandang)
Obat kimia
Tenaga kerja
Traktor/bajak
Biaya lain-lain

0,77
0,75
0,78
0,72

0,90
0,90
0,90
0,90
0,45


0,90
0,75



0,90
0,90

0,90
0,90
0,70
0,70
0,80

Sumber data:
pedoman studi kelayakan pembangunan irigasi”, Departemen PU September 1998 oleh direktorat bina teknik bersama JICA

  1. Analisis Kepekaan
Analisis ekonomi dari suatu proyek sering berdasar pada kejadian yang tidak tentu dikemudian hari dan data yang tidak akurat. Elemen-elemen dasar dalam aliran biaya dan manfaat seperti misalnya harga input atau parameter-parameter yang digunakan jarang diwakili oleh hanya satu nilai yang benar. Akan lebih baik bila analisis biaya dan manfaat mempertimbangkan kemlungkinan variasi dari elemen-elemen dasar.


Cara sederhana untuk melakukan hal itu adalah dengan melakukan analisis sensitivitas, analisis ini akan melihat fenomena apa yang terjadi pada hasil analisis proyek jika ada sesuatu kesalahan atau peeubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya dan manfaat.
Dalam analisis sensitivitas maka setiap kemungkinan akan dijoba, yang berarti bahwa tiap kali harus diadakan analisis kembali. Ini perlu dilaksanakan mengingat analisis proyek didasarkan pada proyeksi yang mengandung banyak ketidakpastian tentang apa yang terjadi di waktu mendatang.

Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengikuti berbagai kasus (keadaan) perubahan yang mungkin terjadi, seperti diuraikan sebagai berikut:

Keadaan 1 : normal
Keadaan 2 : biaya proyek naik 20%, manfaat normal
Keadaan 3 : biaya proyek normal, manfaat turun 10%
Keadaan 4 : biaya proyek naik 20%, manfaat turun 10%
Keadaan 5 : pelaksanaan konstruksi mundur 2 th
Keadaan 6 : biaya proyek normal, manfaat naik 10%


7. ASUMSI DASAR DALAM ANALISIS KELAYAKAN PROYEK
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam melakukan “analisis ekonomi” dalam studi ini diuraikan sebagai berikut:
  1. Umur ekonomis ditetapkan sebesar …….. th.
  2. Tingkat suku bunga ditingkatkan sebesar 8 - 12% (sesuai kesepakan BEPPENAS dengan lembaga keungan internasional tentang batasan minimal tingkat pengembalian untuk proyek-proyek Departemen Pekerjaan Umum Ditjen Sumber Daya Air di Indonesia).
  3. Harga ekonomis (dengan proyek dan tanpa proyek) ditentukan berdasarkan perhitungan antara harga finansial (pasar) dilakukan konviersi, dimana harga financial didapat dari harga survey dipasar tradisional masing-masing lokasi,
  4. Estimasi harga jual air buku per m3, ditentukan sebesar Rp. 60,- per m3
  5. Full development (pengembangan penuh) untuk manfaat bangunan diperkirakan mulai tahun ke X.
  6. Biaya O & P (Operasional dan Pemeliharaan) untuk Bangunan Y pada tahun ke 10 dan ke 20 akan naik menjadi 500% (mengingat dana yang diperlukan pada tahun tersebut. Digunakan untuk perbaikan bangunan dan jaringan)